Jayapura 2012
Bangku SMA kala itu menjadi momen terakhir putih abu-abu. Mei 2012, halaman sekolah tak lagi menyapa di pagi hari, senja tak lagi menutup hari di kota yang sama. Waktunya berkemas untuk memasuki habitat baru.
Berkuliah menjadi idaman setiap orang, namun tak semua orang memiliki kesempatan yang sama. Sebagai seseorang dengan tingkat intelijen yang rendah, potensi diri yang bisa dimaksimalkan menjadi bekal utama unggul. Apa kemampuanku? Berhitung tak begitu menguasai, ilmu sains pun rendah. Just let it flow and someday it will reveal.
Yogyakarta 2012
Masa kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta menjadi pemicu membangkitkan potensi diri. Menulis, merangkai kata, mengolah fakta, berpikir kritis, merupakan kemampuan yang ku temukan semasa kuliah. Menyadari itu, saya mengikuti beberapa kompetisi. Tentunya kegagalan pertama menjadi keterpurukan besar. Akan tetapi, ada sesuatu yang membuatku mencobanya lagi. Ya... dengan melihat dan membandingkan diriku dengan banyak orang yang gigih berjuang.
Singkat kata beberapa penghargaan atas juara saya raih dalam kurun waktu satu tahun. Blessed 2015, demikian saya menyebutnya. First Winner Feature Writing Competition tingkat nasional dan Third Winner Scientific Essay LENSA menjadi awal yang memuaskan.
Unexpected Journey, Philippines 2015
Did you know. When entering a college, I literally don't have any ability to speak even writing in english. Tak ada satu pun kemampuan itu dalam diri saya. Hanya kemampuan kepemimpinan yang ku tonjolkan dalam setiap kegiatan di kampus, hingga di tahun yang penuh berkat itu, Tuhan membawaku untuk melangkah ke tingkat yang lebih tinggi. Student Exchange Program. What the....!!!
Bahkan tak ada persiapan khusus dalam hal bahasa. Sekalipun terpilih karena CV yang aktif berorganisasi, rasanya tak cukup jika bahasa pun tak ku kuasai. Kegiatan itu adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN) pertama yang dilaksanakan di luar negeri. Yupp we're the first trial. Are we the guinea pig? Sempat berpikir kita menjadi 'kelinci percobaan'
Tapi, yakin dan percaya semua akan dilancarkan oleh-Nya. Each of us given by our college a sum lump cash around 5 Million Rupiah. Kami diberi masing-masing Rp. 5 Juta dalam kegiatan yang berlangsung sebulan itu. Sangat membantu mengingat tidak perlu membayar akomodasi pesawat pergi-pulang.
Berikut, foto-foto di hari terakhir perjalananku di Filipina, negeri seribu gereja, begitu saya menyebutnya. Dengan populasi hampir 80% pemeluk Katholik, gereja tersebar di mana-mana, mulai dari yang kecil, Kapel, Gereja, hingga Katedral.
 |
Komentar
Posting Komentar