Masyarakat Jangan Hanya Cuek

Edwi Arief Sosiawan, S.I.P., M.Si.
Menjalin relasi dengan orang lain merupakan usaha yang bergantung dari pola komunikasi antara individu yang terlibat. Relasi yang telah terbentuk lama dan semakin dekat disebut sebagai teman atau sahabat dan menuju hubungan yang lebih intim disebut dengan kekasih atau pacar. Serangkaian kasus terkait hubungan pacaran yang berujung pada petaka sering terjadi. Ade Sara Angelina Suroto (19), merupakan satu dari banyaknya korban penganiayaan dalam relasi berpacaran. Ade Sara menjadi korban penganiayaan sekaligus pembunuhan oleh mantan pacarnya, Ahmad Imam Al Hafitd (19) atau Hafiz dibantu pacarnya Assyfa Ramadhani (18). Kejadian itu bermotifkan rasa cemburu antara Hafiz dan Assyfa yang berujung pada pembunuhan berencana yang dilakukan pada tanggal 3 Maret 2014. Rasa ingin memiliki Hafiz terhadap Ade lantaran keinginannya tidak dipenuhi membuat Hafiz melakukan tindakan demikian. Pola komunikasi yang terbentuk dalam hubungan pacaran agaknya sudah sedikit longgar sehingga kurangnya pengwasan dari orang tua sehingga obsesi diluapkan dengan tindakan kekerasan.
“Sudah menjadi hal yang lazim etika dan norma sosial jauh sedikit longgar karena kurangnya kontrol sosial sehingga pelanggaran yang terjadi bisa dimungkinkan sangat besar,” respon Edwi Arief Sosiawan ketika ditanya soal kasus pembunuhan Ade Sara dan gaya berpacaran saat ini. Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Negeri Yogyakarta “Veteran” (FISIP UPNYV) ini menyesalkan sikap skeptis yang diambil masyarakat dalam menyikapi pergaulan bebas anak muda sekarang. Seharusnya masyarakat juga menjadi pengawas dalam artian menjaga hal-hal yang tidak dinginkan seperti penganiayaan hingga seks bebas di lingkungan mereka. Aturan-aturan umum yang bersifat informal seakan tak digubris lagi seperti, melanggar jam bertamu pacar di kost, membawa tamu lawan jenis ke kamar, sentuhan (touching) menjadi hal yang biasa, dan berpacaran di teritori publik.
“Peran masyarakat sangat penting, jangan cuek dengan gaya berpacaran anak muda sekarang karena akan mengakibatkan emosional pelaku pacaran yang tinggi memunculkan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan,” tambah dosen kelahiran Magelang, 24 Mei 1967 ini. Ketika terjadi konflik dalam hubungan pacaran, obsesi yang keluar akan begitu kuat sehingga ada rasa memiliki yang besar. Hal ini yang terjadi pada kasus Ade Sara, rasa memiliki yang tidak terpenuhi itu di lampiaskan dengan tindakan kekerasan. Tindakan Assyfah yang membantu Hafiz dikarenakan secara psikologis rasa memiliki perempuan lebih tinggi jadi ia turut terlibat dalam eksekusi penganiayaan dan pembunuhan itu. “Arus Globalisasi juga menjadi faktor hegemoni pergaulan bebas yang bersumber dari media massa yang begitu mudah di dapat, rujukan yang mereka lihat bukan dari kearifan lokal,” tukas dosen yang hobi berolah raga bela diri jenis Aikido dan Shotokan ini.
Pandangan yang sama juga diberikan student staff Kantor Kerjasama dan Promosi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Aryanto Wijaya. Menurut mahasiswa asal Bandung yang akrab disapa Ary ini, pacaran merupakan tahap pra nikah. “Saat ini berpacaran sudah tidak lagi menjadi sarana membangun relasi tapi lebih kepada ajang ‘gengsi’ karena anak muda sekarang memberikan stigma bahwa jomblo adalah ‘hina,’” ungkap mahasiswa yang gemar travelling ini. Menurut Ary, pacaran pada dasarnya harus dilandasi dengan rasa cinta yang saling melengkapi agar tidak terbawa emosi negatif. “Mampu menghormati keputusan pasangan dab tetap berada pada jangkauan etika dan moral dalam masyarakat mungkin dengan usaha itu bisa menghindari indikasi tindakan negatif,” tukasnya.
Jika kita memahami indikasi pacaran yang mengarah ke hal-hal yang negatif dan merugikan, akan membuat diri membangun batasan-batasan personal. Indikasinya antara lain, hasrat ingin selalu bertemu, mendominasi pasangan, membatasi pertemanan pasangan, mengarah ke hubungan seks, kekerasan, dan mengajak kumpul kebo. Dengan mengetahui indikasi negatif itu dapat meminimalisir kerusakan gaya berpacaran yang merugikan diri dan orang lain.

Komentar

Postingan Populer