Minat Politik Mahasiswa Terkikis ?


Beberapa hari menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014, semakin dipadati hiruk pikuk persiapan para kader parpol perserta pemilu. Atribut partai berupa spanduk, baliho, poster, stiker mulai menghiasi setiap sudut jalan-jalan diseluruh daerah di Indonesia. Pemilu kali ini diikuti oleh 15 partai politik yang terdiri dari 12 partai nasional dan 3 partai lokal sesuai nomor urut peserta pemilu yang diantaranya, Partai Nasdem, PKB, PKS, PDI-P, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, Partai Hanura, PDA, PNA, PA, PBB, dan PKPI. Masyarakat semakin dituntut untuk sadar politik dan tidak mengabaikan hak pilih karena kekosongan suara bisa memicu tindakan ilegal para caleg.
Mahasiswa disebut-sebut sebagai golongan yang paling dekat atau mampu mendekatkan hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Akan tetapi, bagaimana kalau justru sikap skeptislah yang ditunjukkan ‘penyambung lidah rakyat’ ini? ada bermunculan spekulasi bahwa mahasiswa saat ini tidak peka terhadap isu politik sehingga keterlibatannya mengikuti perkembangan politik semakin menyusut. “Semakin menuju era modernisasi, keterlibatan mahasiswa dalam bidang politik semakin berkurang, ironinya bahkan beberapa rekan saya dari fakultas hukum tak menggubris pemilu 2014,” ungkap Aprisna Hantari Butarbutar, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Sangat disayangkan keterlibatan mahasiswa yang semakin berkurang ditengah kisruh memperebutkan kursi eksekutif dan legislatif. Mahasiswi yang akrab disapa Prisna ini melihat tidak hanya masyarakat saja yang memiliki sikap skeptis, namun mahasiswa yang menekuni bidang hukum dan politik juga mulai menunjukkan sikap demikian.

“Sulit mencari mahasiswa yang benar-benar mengikuti perkembangan politik terutama seputar pemilu 2014, bagi mereka hanya membuang waktu memikirkan hal-hal yang berujung pada tindakan ilegal para caleg,” tambah mahasiswi asal Medan, Sumatera Utara ini. Menurut Prisna dalam mencerdaskan masyarakat, mahasiswa yang ‘maha’ itu harus terlebih dahulu sadar akan sekitar, setelah memiliki kesadaran hal itu akan mempengaruhi cara pandang mahasiswa untuk berpartisipasi dalam dunia politik dan belajar mempertahankan status quo. Prisna sendiri walaupun tidak secara spesifik mengikuti perkembangan pemilu, baginya yang harus dirinya dan mahasiswa lain lakukan adalah memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini untuk berkontibusi. Jejaring sosial sebagai media keterlibatan mahasiswa dirasa mampu membangun kesadaran politik sejak dini terhadap kaum muda.

Komentar

Postingan Populer